PEMANFAATAN BAKTERI PAENIBACILLUS POLYMYXA UNTUK MENGATASI BLAST
Penyakit BLB/Bakteri Hawar Daun/Kresek adalah penyakit pada tanaman padi yang umumnya ditemukan di beberapa wilayah pertanaman padi, pada musim hujan. Namun, akhir-akhir ini tidak hanya pada musim hujan saja penyakit ini muncul dan berkembang, bahkan sepanjang tahun selalu muncul serangan penyakit BLB dengan intensitas serangan yang bervariasi. Serangan BLB mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir dan menjadi salah satu OPT utama tanaman padi, selain Penggerek Batang Padi, Tikus, Wereng Coklat dan Tungro.
serangan Penyakit BLB atau Kresek tidak dapat dianggap remeh karena dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan hasil panen. Bahkan dapat menyebabkan puso karena serangan penyakit ini dapat terjadi pada berbagai fase tanaman yaitu pada fase bibit, tanaman muda hingga tua. Serangan penyakit Kresek atau Hawar daun bakteri (BLB) pada tanaman padi telah meresahkan para petani kita karena banyak petani yang beranggapan bahwa penyakit ini disebabkan oleh serangga sehingga para petani menggunakan insektisida untuk mengendalikannya. Akibatnya pengendalian menjadi sia-sia karena tidak tepat sasaran. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan Kresek ini tidak main-main, kerugian yang ditimbulkan oleh serangan BLB atau Kresek bisa mencapai 75 % hingga 90%. Diatas keparahan itu hasil padi turun tiap kali penyakit bertambah parah sebesar 10%. Bahkan pada varietas yang rentan dan kondisi lingkungan yang mendukung kehilangan hasil padi dapat mencapai lebih dari 70 %. Bila serangan terjadi pada fase berbunga tingkat kehilangan hasil mencapai 50 hingga 70 %.
Penyebaran penyakit ini terbawa oleh air, angin dan benih serta infeksi dapat terjadi melalui stomata. Perkembangan penyakit BLB atau Kresek sangat dipengaruhi oleh kelembaban tinggi dan suhu rendah (20 – 22C). Itu sebabnya pada musim hujan yang hari-harinya tertutup awan, penyakit berkembang sangat cepat. Selain itu, penanaman varietas peka dengan jarak tanam yang rapat, pemakaian pupuk Nitrogen yang berlebihan yaitu > 300 kg urea/ha, dan pemakaian pupuk Nitrogen tanpa Fosfor (TSP) dan atau Kalium (KCl) akan mendorong perkembangan penyaki tersebut. Penularan penyakit Hawar daun bakteri ( BLB ) ini dipengaruhi oleh tiga factor utama yaitu Pathogen penyebab penyakit, tanaman inang dan factor lingkungan yang mendukung.
Belum pahamnya petani tentang penyakit Kresek ini menjadi kendala untuk mengendalikannya. Berbagai cara pengendalian secara kimia dilakukan petani namun banyak yang belum mendapatkan hasil yang maksimal. Padahal ada cara organik yang sangat efektif untuk mengendalikan penyakit BLB atau Kresek ini ( keefektifannya bisa mencapai 80% ). Salah satu pengendali BLB atau Kresek yang telah teruji dalam berbagi demplot di daerah Banyumas adalah dengan menggunakan Agensia Hayati Coryne Bacterium sp. atau Phaenibacillus polymyxa. Selain harganya sangat murah juga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Coryne Bacterium sp. yang saat ini lebih dikenal dengan nama Phaenibacillus polymyxa merupakan salah satu Agensia Hayati yang bersifat Antagonis dan dapat mengendalikan beberapa jenis penyakit tanaman. Yang paling utama adalah dapat mengendalikan penyakit BLB atau Kresek pada tanaman padi yang disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas Campestris pv oryzae. Bakteri Phaenibacillus polymyxa, ini merupakan bakteri yang berbentuk batang dan salah satu jenis bakteri gram positif yang mampu memperbaiki Nitrogen dalam tanah. Koloninya berwarna putih kotor, dan di bawah lampu ultra violet tidak bereaksi.
Cara Kerja Dari Bakteri Antagonis
Coryne Bacterium atau Paenibacillus Polymixa akan bersaing hidup dengan Bacterial Leap Blight atau Leap Streak atau Blast makin banyak populasi Paenibacillus polymixa yang hidup, dia akan dapat mengalahkan perkembangbiakan Bacterial Leap Blight atau Leap Streak atau Blast dan Bacterial Leap Blight atau Leap Streak atau Blast akan terhambat perkembangan hidupnya, sehingga tanaman padi selamat dari infeksi bakteri tersebut dan penyebaran penyakit dapat ditekan.
Untuk Proses Pembuatan Kita Harus beli Biang Murni terlebih dahulu, baru kita kultur.
Dosis Aplikasi :
5 ml larutan Coryne Bacterium untuk setiap satu liter air.
Dengan cara ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sekaligus mengubah mindset petani untuk lebih bijak menggunakan pestisida kimiawi serta beralih ke pestisida hayati yang lebih murah, aman dan terbukti efektif dalam pengendalian organisme pengganggu. Share Dan Like jika Anda suka dengan artikel kami.Wasallam...
Produk Pertanian :
PGPR Rp. 25.000/Liter
Fish Amino Acids Rp. 25.000/½Liter
Brown Rice Vinegar Rp. 50.000/Liter
Coryn Bacteria Rp. 30.000/½Liter
Bio-Pestisida Rp. 30.000/Liter
Bio-Polymixa Rp. 30.000/Liter
Bio-Tricoderma Rp. 50.000/Kg
Pupuk Mikoriza Rp. 50.000/Kg
Jadam Watting Agent Rp. 30.000
Fish Amino Acids Rp. 25.000/½Liter
Brown Rice Vinegar Rp. 50.000/Liter
Coryn Bacteria Rp. 30.000/½Liter
Bio-Pestisida Rp. 30.000/Liter
Bio-Polymixa Rp. 30.000/Liter
Bio-Tricoderma Rp. 50.000/Kg
Pupuk Mikoriza Rp. 50.000/Kg
Jadam Watting Agent Rp. 30.000
Peternakan :
Probiotik EXTRA 99 PLUS Rp. 20.000/Liter
Oriental Herbal Nutrien Rp. 25.000/Liter
Dekomposer EXTRA 88 Rp. 25.000/liter
Enzim Rp. 30.000/Liter
Desinfektan Rp. 20.000/Liter
Oriental Herbal Nutrien Rp. 25.000/Liter
Dekomposer EXTRA 88 Rp. 25.000/liter
Enzim Rp. 30.000/Liter
Desinfektan Rp. 20.000/Liter
CV. Griya Tani
Office Address :
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet Kab Demak Jawa Tengah 59573
Kontak Person
Copyright © 2020 CV. Griya Tani
All right NATURAL FARMING Indonesia







0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Sudah Berkunjung ke Blog saya